“Sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain”.
Sudah kita sadari bahwa manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Tentu ketika kita berhubungan dengan orang lain, akan kita dapatkan orang dengan berbagai macam karakter. Kita harus bisa memahami setiap karakter orang lain.
Ada karakter orang yang senang diperhatikan, ada karakter orang yang cuek, ada karakter orang yang gampang emosi. Bahkan ada karakter orang yang sama sekali tidak melihat kebaikan orang lain. Wajar apabila orang akan baik kepada kita ketika kita berbuat baik kepada mereka. Tetapi sungguh mulia apabila kita dapat berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Karena inilah sebenarnya hakekat ujian kebaikan diri kita.
Ada sebuah Renungan (dari milist sebelah) yang dapat kita jadikan sebagai contoh :
“Socrates (469—399 SM) seorang filosofis Yunani kuno, juga merupakan salah satu pendiri Filsafat Barat.
Pandangan Socrates sangat mempengaruhi Plato (salah seorang murid Socrates) dan Aristoteles (murid Plato). Keduanya merupakan ilmuwan dan filosofis Barat yang terkemuka sepanjang jaman.
Suatu hari Socrates hendak menyeberangi sebuah sungai. Karena kurang hati-hati, ia terperosok ke dalam kubangan yang dalam. Ia tidak bisa berenang dan terpaksa hanya meronta-ronta sekuat tenaga di dalam air sambil berteriak minta tolong.
Saat itu, ada seseorang yang sedang memancing di tepi sungai. Mendengar suara teriakan Socrates, bukannya mengulurkan tangan untuk menolong, sebaliknya malah menyimpan kail, lalu berdiri dan pergi.
Beruntung murid-murid Socrates datang tepat pada waktunya dan berhasil me-nyelamatkan jiwa sang Guru.
Seketika itu juga murid – muridnya mengganti pakaian Socrates yang basah, dan serempak mengutuk si pemancing sebagai orang yang bermoral rendah, tidak mau menolong orang yang sedang dalam bahaya.
Tak lama berselang, pemancing itu ketika hendak menyeberang sungai, karena kurang hati-hati juga terperosok ke dalam kubangan air yang dalam. Ternyata orang itu juga sama sekali tidak bisa berenang, dan hanya bisa berteriak meminta tolong sambil meronta- ronta sekuat tenaga.
Sungguh kebetulan, Socrates bersama dengan murid-muridnya sedang berjalan di tepi sungai dan mendengar suara teriakan minta tolong si pemancing tersebut. Mereka pun bergegas berlari mendekat, dan dengan menggunakan sebatang bambu yang panjang mereka menolongnya.
Setelah mengetahui wajah orang yang mereka tolong, para murid Socrates merasa sangat menyesal dan berkata, ”Jika tahu yang jatuh ke dalam sungai itu adalah orang itu, bagaimana pun juga kami tidak akan menolong dia!”
Socrates membantu menggantikan pakaian orang tersebut yang telah basah, lalu dengan tenang Socrates berkata, ”Tidak. Kalian justru harus menolong dia! Inilah perbedaan antara dia dan kalian semua.””
Semoga kita dapat berusaha menjadi orang-orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Tidak hanya berbuat baik kepada orang yang sudah berbuat baik kepada kita, tetapi dapat memberikan kebaikan pula kepada orang yang sudah berbuat jahat kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar