Kamis, 22 Juli 2010

Universitas Kehidupan

Suatu saat ...
​‎​Ketika merasa karyamu atau kerja kerasmu tidak dihargai, maka ingatlah
bahwa saat itu kau sedang belajar tentang...
KETULUSAN.

Ketika kau merasa usahamu dinilai tidak penting, maka ingatlah
bahwa saat itu kau sedang belajar...
KEIKHLASAN.

Dan ketika hatimu terasa terluka sangat dalam, maka sadarlah
bahwa saat itu kau sedang belajar tentang...
MEMAAFKAN.

Ketika kau merasa sangat lelah dan kecewa, maka segera ingat
bahwa saat itu kau sedang belajar tentang...
KESUNGGUHAN.

Dan ketika suatu saat kau merasa sepi dan sendiri, maka tenanglah dan sadarilah
bahwa saat itu kau sedang belajar tentang...
KETANGGUHAN.

Akhirnya, suatu Ketika kau merasa selalu harus membayar biaya yang
sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka sabarlah
karena saat itu kau sedang belajar tentang...
KEMURAH HATIAN.

Tetap semangat...
Tetap sabar...
Tetap tersenyum...
Terus belajar...

Karena kau sedang menimba ilmu di universitas kehidupan...!

Rabu, 02 Juni 2010

TOR (Term of Reference)

Term of Reference alias TOR adalah segala batasan yang berguna untuk setiap pengisi (pemateri/pembicara) agar sesuai dengan apa yang diharapkan panitia yang mengundangnya. Pokonya, kalau pernah ngisi materi alias cuap-cuap di suatu acara pasti udah pernah dikasih TOR (kecuali acaranya kurang profesional. Tul, nggak?)

Biasanya TOR mengandung beberapa poin penting yang kudu diperhatikan si pengisi materi. Poin-poin tersebut di antaranya :


Judul

Ini wajib and mutlak kudu ada. Tanpa ini, ibarat orang tanpa muka. Kita nggak bakal tau siapa orang itu kalo kita nggak tau wajahnya. Tul, kan? Makanya, acara tanpa judul… Nggak, deh!


Tujuan Umum

Tujuan utama mengapa materi tertentu ingin disampaikan dalam suatu acara.


Tujuan Khusus

Kalo ini tujuan khususnya mengapa materi tertentu ingin disampaikan dalam acara tersebut. Tujuan-tujuan di sini harus selaras dengan tujuan umum agar si tujuan umumnya itu sendiri tercapai.


Hari / tanggal & waktu

Kalo panitia nggak ngasih hari, tanggal, dan waktu acara disampaikan, kira-kira kapan si pemateri/pembicara harus datang?


Resume

Hampir mirip dengan tujuan khusus, tapi lebih bersifat teknis. Dalam arti lain bisa menjawab pertanyaan : bagaimana cara agar tujuan khusus tercapai?


Kondisi

‘Kondisi’ di sini menggambarkan kondisi objek yang akan diberi materi saat penyampaian materi. Harus diperhatikan siapa peserta yang bakal diberi materi, sehingga penyampaiannya tepat. Biasanya bisa berupa jawaban dari beberapa pertanyaan ini : pesertanya siapa? pekerjaannya apa? Gendernya apa? range usianya berapa? Hobinya apa? Dari suku/negara mana?


Metode

Metode ini biasanya berupa rangkaian bentuk materi dalam pembagian waktu tertentu. Misalnya, dari total waktu 2 jam, pemateri/pembicara diberikan kesempatan untuk menyampaikan dengan metode materi selama 1,5 jam, sementara setengah jam berikutnya diisi dengan metode simulasi dan tanya jawab.


Keterangan

Apapun yang perlu ditambahkan sebagai pesan untuk pemateri/pembicara biasanya ditulis di sini. Kebanyakan berupa harapan-harapan mengenai teknis saat cuap-cuap. Kadang disebutkan juga peralatan-peralatan (apakah disediakan oleh panitia atau disarankan pemateri/pembicara yang bawa?) yang menunjang penyampaian materi.

Minggu, 30 Mei 2010

Apa yang kita minta dari Allah?

Sang Juara

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun dia termasuk 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap digaris start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 ‘pembalap’ kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudiaan, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak komat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap !”.

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo..ayo..cepat. .cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha..sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. « Terima kasih ».

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan ? “. Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark.

Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Renungan :

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa kepada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya ?

Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang sholeh.
 

HUT Karanganyar ke 98 tahun 2015

HUT Karanganyar ke 98 tahun 2015
HUT Karanganyar ke 98 tahun 2015